Steven Gulo's Blog. Some contents are my own copyright. And if not mine, the contents will follow with the source. Thanks for visiting and keep reading ^_^

Buat Apa Menangis?


Braaakkkk!

'Oiii bisa diam nggak sih? Dari tadi ngebanting terus! Udah error ya?' teriak Siska dari kamarnya dengan rasa jengkel yang sudah sampai ke ubun-ubun. Dari tadi, kamar Dion yang bersebelahan dengan kamar Siska memang serasa seperti pusat gempa saja. Entah kenapa lagi dia?

'It's none of your business honey?!' teriak Dion tak kalah sengitnya.

'Bukan urusanku?! Apa kamu tahu, saya terganggu dengan ulah sintingmu itu! Pake feeling dong? Saya lagi belajar!' teriak Siska yang semakin jengkel dengan ucapa Dion.

Tapi, bukannya Dion menghentikkan kegilaannya. Malah semakin keras saja suara bantingan itu keluar dari kamarnya. Entah apa saja yang dibantingnya, kursi, mangkok, buku dan mungkin dia sendiri juga ikut dibantingnya ^^

Setelah merasa puas dia keluar dari kamarnya dan pergi ke kamar Siska.

'Buka pintunya!' teriak Dion di balik pintu kamar Siska yang suda tertutup.

'Nggak mau! Ngapain lagi kamu kemari? Mau ikut banting barang-barang di kamarku juga?' sahut Siska keberatan.

'Gadis bodoh! Buka pintunya atau saya pecahin pintumu ini sampai hancur?' ancam Dion dengan suara melengking sangking jengkelnya dia.

Akhirnya karena takut ancaman Dion, Siska membuka pintu kamarnya.

'Dengar ya, ini bukan rumahmu ataupun rumah bapak mamamu. So, nggak ada yang melarang saya berbuat apapun disini. Termasuk kamu, ngerti?!' teriak Dion sesaat setelah membuka pintu kamarnya.

'Heh emang tempat ini juga punya bapak mamau? Pake otak dong Dion! Ini sama-sama memang bukan punya kita. Kita hanya...'

'Hentikan! Fucking girl! Gadis sialan! Gadis mu...'

'Don't look me down, Dion!! Kenapa kata-katamu menyakitkan sekali? Apa salahku Dion? Inikah kamu yang sebenarnya? Inikah buah dari persahabatan kita? Apa ini balasan dari semua yang pernah saya perbuat padamu? Apa ini balasannya? Apa salahku? Saya hanya menegurmu saja tadi, tidak lebih!' kata Siska dengan terbata-bata. Dia begitu kecewa mendengar ucapan Dion barusan. Seketika matanya mulai berkaca-kaca digenangi air mata. Dan akhirnya jatuh ke pipinya yang kemerahan. Antara menahan amarah, kecewa dan perasaan tidak percaya mendengar ucapan Dion barusan. Siska menangis.

'Buat apa menangis? Baru omelan segitu aja langsung nangis huh!' sindir Dion. Walaupun rasa jengkelnya sudah mulai mereda melihat Siska menangis.

Ah dua orang sahabat sedang bertengkar. Dua orang yang memulai untuk bersahabat sejak berjumpa di kost ini. Dan lebih menyenangkan lagi karena mereka mengeyam kuliah di kampus yang sama. Sering pulang dan pergi ke kampus bersama. Bahkan sering juga makan bersama karena mereka satu kost, bersebelahan kamar lagi!

Tapi sore ini Dion membuat sahabat karibnya itu menangis. Sebelumnya Dion tidak pernah bertindak dan berkata sekasar itu pada Siska. Dia bahkan selalu berusaha untuk melindungi Siska, terutama dari para laki-laki yang mencoba menjual gombalnya pada Siska.

Dion sudah menganggap Siska sebagai saudaranya sendiri (karena dia memang tidak punya saudara perempuan ^^) Bahkan terkadang perhatiannya melebihi perhatian pada pacarnya sendiri. Bahkan kemarin saja, Dion melihat pacarnya Tania sedang berjalan dengan Hendro anak Fakultas Ekonomi. Mereka kelihatan seperti mau kencan berdua. Oh jadi itu masalahnya?? Tapi mengapa Siska yang kena getahnya sih?

'Kenapa kalian ribut-ribut disini?!' tanya ibu kost yang tiba-tiba sudah ada di samping mereka secara diam-diam.

'Nggak... nggak apa-apa kok bu' kata Siska dan Dion hampir bersamaan disertai rasa kaget. Siska cepat-cepat mengusap matanya yang bengkak karena menangis.
'Dion, apa yang telah kamu perbuat pada Siska? Apa kamu memukulnya? Dasar anak kurang ajar!' teriak ibu kost marah dan melayangkan tangan hendak menampar Dion.

'Jangan Bu! Dion tak ada memukul saya! Saya menangis karena nilai ujian saya hari ini hanya dapat D dari dosen saya. Padahal saya tidak sebodoh itu dapat nilai D!' kata Siska sembari menahan tangan ibu kost yang hendak menampar Dion.

Untung ibu kost segera menarik tangannya yang hendak menampar Dion.

'Hah! Dapat nilai D?' tanya ibu kost kaget. 'Lalu apa yang terbanting-banting di kamarmu Dion?'

'Rak bukunya jatuh Bu' Siska masih terus menjawab untuk membela Dion.

'Baik! Kalau sekali lagi ada ribut-ribut, kamu Dion cari kost yang lebih membuatmu bebas di kota ini, ngerti?' kata ibu kost sambil berlalu dari hadapan Siska dan Dion.

Siska pun segera berlalu dan kembali ke kamarnya seraya menutup pintu. Terdengar isak tangis dari dalam kamar Siska. Ternyata dia masih menangis.

'Sis? Buka pintunya' sahut Dion dari luar. Nada suaranya terdengar lembut sekarang.

Hiks hiks

Tak ada jawaban dari Siska, yang terdengar hanya isak tangisnya yang masih belum berhenti.

'Siska... open the door pleaseee!' sekali lagi Dion memohon

'Jangan ganggu saya!' teriak Siska dar dalam kamarnya, masih menangis.

'Siska, saya minta maaf tentang sikapku tadi. Saya benar-benar mnta maaf. Tadi saya dapat masalah dari kampus. Sehingga emosiku tak bisa terkendali. Kamu tahu pacarku Tania sepertinya selingkuh dengan si Hendro anak Fakultas Ekonomi itu' kata Dion menerangkan panjang lebar mengapa dia sengat emosi dari tadi dari balik pintu Siska.

Siska agak kaget mendengar hal itu, tapi dia masih belum mau membuka pintu buat Dion.

'Siska! Pleaseee dong??!' rengek Dion seperti menangis.

Mendengar Dion seperti menangis, hati Siska terenyuh juga lalu membuka pintu kamarnya. Ah perempuan! Hatinya terlalu lembut untuk disakiti, terlalu lembut untuk dibuat menangis.

'Saya minta maaf Siska! Kata-kataku benar-benar sengat tidak pantas tadi. Tolong maafin saya ya' kata Dion sambil berlutut di hadapan Siska.

'Oke oke! Saya maafin jadi jangan berlutut lagi' sebentar saja Siska sudah memaafkan Dion.

'Thanks so much Siska' kata Dion. Lalu bangkit berdiri dan duduk di kursi kamar Siska.

'Tania selingkuh!' tanya Siska pada Dion.

'Ya dan saya benar-benar marah melihat itu sehingga saya seemosi ini' kenang Dion.

'Jadi, saya yang kena getahnya gitu?' tanya Siska.

'Saya benar-benar emosi tadi sehingga tidak bisa mengendalikan amarahku. Maaf ya' kata Dion.

'Hmmm' Siska hanya menggumam.

Lalu agak lama mereka membisu. Suasan kamar Siska benar-benar mencerminkan sifatnya yang rapi dan sopan. Dion beruntung punya sahabat seperti Siska.

Hikkss

Tiba-tiba Dion dikagetkan dengan tangisan Siska lagi.

'Ada apa lagi Siska?' tanya Dion kaget. 'Buat apa menangis lagi? Saya kan sudah minta maaf sama kamu. Kamu jangan buat aku bingung lagi dong.'

'Saya kecewa akhir-akhir ini padamu Dion. Kamu tahu kalau saya sudah mengganggap kamu sebagai saudara bagiku. Tapi begitu kecewa denganmu akhir-akhir ini. Kamu bukan Dion yang dulu, yang begitu semangat untuk belajar demi mendapat gelar. Sekarang kamu sering keluar malam dan tidak pernah belajar. Padahal kita sedang berada di bagian akhir perkuliahan kita. Apakah kamu masih mau tinggal lebih lama di kampus itu? Tapi saya tidak menginginkan itu terjadi padamu,' Siska bicara panjang lebar.

Mendengar pengakuan Siska, hati Dion benar-benar terenyuh. Dia kini benar-benar tahu kalau Siska telah menggapnya sebagai saudara sendiri. 'Sekarang saya benar-benar tahu, bahwa kamu sahabat sekaligus saudari buatku.'

Dion lalu memeluk tubuh Siska dan tanpa sadar matanya juga berkaca-kaca. Akhirnya butiran air mata juga mengalir dari matanya.

'Buat apa menangis?' tanya Siska tersenyum.

'Aku berjanji akan berubah, berjanji untuk fokus kuliah dan berjanji untuk menjadi saudara terbaik buatmu, yang selalu melindungimu,' kata Dion terbata-bata.

'Benarkah Dion?' tanya Siska. 'Benarkah kamu mau menjadi saudara yang baik buatku? Bukan janji kan? Tidak lagi terulang perlakuanmu yang seperti tadi kan?' mata Siska berkaca-kaca mendengar janji Dion.

'Akan kulakukan dengan sepenuh hatiku Siska. Sini deh jari kelingkingmu,' pinta Dion pada Siska.

Lalu mereka saling mengaitkan jari kelingking mereka masing-masing, diiringi senyum kebahagiaan terpancar dari wajah mereka berdua. Dan berjanji untuk menjadi saudara yang baik.

Ah indahnya persaudaraan ^^ (Steven G.)

Memilih Jalan Sunyi

Rinai hujan dari barat telah datang                                                                                        
Di pasir putih ini aku tegap berdiri
Memandang jauh ke lautan lepas
Dan melihat mimpiku di antara ombak-ombak
Aku memilih jalan sunyi ini

        Di saat yang lain memilih jalan tak berkerikil
        Disini aku memilih menaklukan mimpiku
        Di antara ombak-ombak yang garang menerjang karang
        Dan dengan tersengal menariknya ke bibir pantai
        Seperti nelayan pulang mencari ikan

Dengan senyum ramah mengembangku
Aku menyimpan seratus satu kisah perjuangan
Tak mudah dan penuh dengan liku-liku
Tapi kubiarkan dia menjadi ngarai dalam jalanku
Karena aku memilih jalan sunyi ini

         Di bibir pantai ini aku merajut mimpi
         Ini adalah jalan menuju mimiku, seperti bunga mekar
         Dan menancapkan kakiku tanpa goyah
         Di antara ombak-ombak yang datang bagai prahara
         Tapi mampu membawaku ke tempat impianku berada
         Karena aku yang memilih jalan sunyi ini (Steven G.)

Thanks ya Beibh

        Suatu siang, seorang cowok datang ke tempat ceweknya. Dia melakukan itu hampir setiap hari, untuk sekedar melepas rindu yang selalu tersirat lewat pandangan matanya. Tapi alangkah terkejutnya dia saat melihat orang yang selalu dirindukannya itu sedang menangis tersedu.
        'Kamu kenapa menangis beibh?' kata sang cowok sedikit khawatir.
        Tapi sang cewek masih diam dalam tangisnya yang sesugukan.
        'Ayolah katakan, apa ada seseorang yang menyakitimu?' lanjut sang cowok lagi. Namun perkataan itu malah membuat si cewek semakin tersedu.
        Sang cowok semakin khawatir dengan tangisan kekasihnya. Kalau sudah diam begini, si cowok sudah tak bisa berbuat apa-apa. Dia hanya terdiam dalam bisu di samping kekasihnya. Sementara sang cewek masih terus diam dalam tangisnya yang sesugukan.
        'Menangislah, mungkin itu akan lebih meringankan perasaanmu,' kata si cowok sedikit menoleh ke arah kekasihnya.
        'Sahabatku bilang aku bukan seorang sahabat yang baik,' dengan suara terbata-bata akhirnya sang cewek bicara juga.
        'Hanya karena aku melarangnya untuk tidak melakukan sesuatu yang menurutku itu tidak baik, tapi dia malah mengatakan hal itu padaku,' lanjut si cewek.
        'Maksudku kan baik, karena memang tindakannya itu akan membahayakan dirinya sendiri,' kata sang cewek sembari butiran air matanya yang bak berlian itu jatuh ke pipinya, perlahan.
        'Oh begitu? Sudahlah maafkan dia, tidak ada seorang sahabat yang sempura kan?' kata sang cowok mencoba menghibur kekasihnya.
        'Tapi beibh, ini pertama kali dia berkata begitu padaku. Aku sangat kecewa dengan omongannya, jawab sang cewek, tangisannya lebih mengharu biru sekarang.
        'Ia beibh aku tahu, tapi mungkin suasana hatinya pada saat berkata begitu tidak terlalu baik,' hibur si cowok itu lagi.
        'Sudahlah!! Jangan bicara lagi,' sahut si cewek kepada cowoknya dalam suara meninggi dalam tangisannya yang juga masih sesugukan.
        Mendengar itu si cowok tak meneruskan perkataannya lagi. Dia tahu benar tabiat kekasihnya itu kalau sedang dilanda suasana hati yang tak baik. Memilih diam dan membiarkannya menangis adalah pilihan yang lebih baik.
        Cowok itu diam, seakan sedang mendengarkan cerita sang kekasih lewat tangisnya yang mengharu biru. Tersedu-sedu dan sesugukan.
        Dalam diamnya yang mungkin masih panjang, si cowok mencoba mencari cara agar kekasihnya itu menghentikan tangisnya.
        'Guuuk... guuuk... guuuk...!!!' si cewek kaget dan menoleh kepada cowoknya. Menghentikan sebentar tangisannya tapi kemudian menangis lagi.
        'Diam ah!!' kata si cewek kepada cowoknya dengan tersedu-sedu.
        Tapi sang cowok bukannya menghentikan, dia malah berdiri di depan ceweknya.
        'Guuuk... guuuk... guuuk!' mulut si cowok itu menirukan suara anak anjing di depan ceweknya. Namun kekasihnya hanya melihatnya sinis sambil terus menangis.
        Cowok itu terus menirukan suara seekor anak anjing (benar-benar mirip hehehe). Dan sekarang dia sembari melompat-lompat kecil.
        'Guuuk... guuuk... guuuk...!!!
        Kekasihnya mulai menghentikan tangisannya dan sekarang ruangan itu mulai digantikan oleh suara anak anjing. Suaranya menggemaskan dan mungkin jika ada yang mendengar dari luar, dia akan berpikir bahwa di dalam ruangan itu memang ada anak anjing.
        'Hahahaha!!!' tiba-tiba cewek itu mulai tertawa dan seakan sudah melupakan kesedihannya. Melihat reaksi kekasihnya, sang cowok semakin bersemangat untuk menghibur kekasihnya yang sedang dilanda suasana hati tak baik itu.
         Ha ha ha ha
         Sekarang cewek di depannya itu mulai tertawa terpingkal-pingkal.
         'Huh! Lucky, it works!' batin sang cowok sambil masih terus menirukan suara 'guuuk-guuuk' itu.
         'Hahaha sudah ah beibh! Kamu keringatan tuh hahaha!' kata si cewek dengan tawa yang sangat keras. Akhirnya sang cowok pun menghentikan leluconnya itu, dan memang dia sudah mulai berkeringat. Namun usahanya untuk menghibur sang kekasih tidak sia-sia karena akhirnya memang si cewek berhenti menangis. Sekarang mukanya cerah dan masih sedikit menyisakan tawa kecil di kedua bibirnya.
         'Bagaimana beibh, aku benar-benar mirip anak anjing kan? Hahaha!' tanya si cowok kepada kekasihnya sambil tertawa juga.
         'Ih... kamu mau jadi anak anjing? Hahaha! Tapi sangat lucu kok beibh,' kata sang cewek dengan tawa yang sangat nyaring.
         Sekarang ruangan itu dipenuhi suara tawa, menyenangkan dan ceria kelihatannya.
         'Thanks ya beibh, kamu bisa membuatku tertawa begini,' kata sang cewek kepada kekasihnya.
         'Hehehe... aku hanya mencari cara agar kamu menghentikan tangismu beibh dan untung itu berhasil hahaha,' kata sang cowok.
         'Tapi bukannya kamu sangat benci suara anjing, apalagi untuk menyentuhnya langsung?' tanya sang cewek kepada kekasihnya. Dia sedikit menoleh ke arah kekasihnya itu.
         'Ia tapi aku masih teringat saat kamu mengatakan kalau sangat menyukai anak anjing, dan juga ketika kita menonton film yang ada anak anjingnya. Kamu begitu gembira melihat anak-anak anjing itu bersuara bahkan tertawa terpingkal-pingkal. Sampai seluruh orang di bioskop waktu itu melihat ke arahmu karena tawamu yang sangat keras. Hahahaha' kata sang cowok panjang lebar.
         'Hahaha!' si cewek tertawa terpingkal-pingkal mendengar cerita itu
         'Dan aku pikir kalau aku menirukan suara seperti itu, mungkin kamu juga akan tertawa. Dan dugaanku ternyata memang tak salah. Hehehe,' sambung sang cowok.
         'Hahaha! Ternyata masih ingat kejadian itu ya beibh? kata sang cewek kepada kekasihnya.
         'Masihlah hehehe,' kata sang cowok sambil tertawa.
         'Thanks ya beibh,' kata si cewek kepada kekasihnya, memandangi mata sang cowok dengan pandangan yang sangat mesra.
         'Ia... ia... Nah karena kamu tak sedih lagi, sekarang aku mau pulang ke rumah,' kata sang cowok kepada kekasihnya.
         'Lho, tadi datang kesini mau ngapain?' kata si cewek sedikit kaget.
         'Itu kayaknya pertanyaan yang baru kudengar darimu deh hehehe,' kata sang cowok.
         'Hahaha jangan begitu dong beibh,' kata si cewek tertawa dan dengan wajah sedikit dibuat cemburut.
         'Ya sudah jangan bertanya lagi, tadi kesini untuk melihatmu sebentar. Sekarang aku mau pulang, masih banyak tugas yang deadlinenya besok. Jaga dirimu ya dan kamu juga musti maafin sahabatmu. Tak ada sahabat yang sempurna,' kata cowok itu.
         'Ia beibh aku akan mendengar kata-katamu. Kamu hati-hati juga di jalan ya,' kata si cewek sambil mengantar kekasihnya di depan pintu.
         Cowok itu pun meninggalkan rumah kekasihnya dengan wajah yang ceria. Lalu si cewek kembali masuk ke dalam rumah juga dengan wajah yang ceria.(Steven G.)

Tahun Baru, Semangat Baru!


Selamat Tahun Baru!!! Tidak terasa kita sudah memasuki tahun yang baru yaitu tahun 2014. Melewati satu tahun yang telah berlalu seperti bukan waktu yang begitu lama bagi kita. Mungkin Anda sadar atau tidak sadar tapi jika membuat review sejenak ke belakang, mungkin rasa kaget akan mencuat sejenak dari perasaan Anda. Tak terasa ya setahun itu, wah cepat bener satu tahun itu berlalu padahal masih sangat lengket di pikiran saya bagaimana mengawali bulan Januari yang lalu dan sekarang udah Januari, dan masih banyak ungkapan-ungkapan kecil lain yang mungkin akan terlontar dari mulut kita.

Tapi begitulah kenyataannya, setahun itu memang tidak terasa buat kita. Mengapa?? Karena kita berkutat dengan yang namanya kesibukan, pekerjaan, deadline ini dan itu, masalah juga banyak, kegiatan komunitas, ikut camping, ikut baksos, ngedate ama pacar, membesarkan si buah hati, cari jodoh, masuk sekolah dan kemudian jadi mahasiswa, ikut test ini dan itu dan masih banyaaaaaak lagi kegiatan yang lain. Apakah Anda sadar bahwa semua itu membuat kita tidak sadar betapa satu tahun itu layaknya baru kemarin saja?

Well, tapi itu lah kenyataannya!! Kita sebagai manusia akan terus disibukkan dengan ribuan kegiatan bahkan itu di awal tahun sekalipun! Awal tahun tidak hanya sekedar seremoni letusan kembang api di temaramnya langit malam tapi lebih dari itu. Awal tahun adalah awal untuk memulai hal baru, membuat target-target baru, atau pun sekedar memperbaiki yang salah di tahun sebelumnya. Kita tidak boleh pungkiri bahwa hampir sepanjang tahun itu ada banyak masalah yang terus terjadi. Setiap orang mempunyai masalah yang berbeda namun intinya adalah bahwa masalah akan terus datang. Bahkan ketika kita sudah prepare jauh-jauh hari dan sematang mungkin, tetap aja masalah itu akan datang.

Nah, awal tahun ini bisa jadi momentum buat kita untuk terus memperbaiki dan membenahi diri. Walau pada hakikatnya kita tidak tau apa yang akan terjadi ke depan namun ketika kita telah mempersiapkan suatu hal itu tentu akan lebih berpeluang untuk berhasil dan kesuksesan akan terus kita petik. Awal tahun ini bisa kita gunakan untuk membangun semangat kita menghadapi tahun 2014. Ini bisa jadi momentum yang baik buat kita dan kesuksesan kita. Banyak hal yang tidak kita prediksi akan terjadi di tahun ini namun ketika kita punya semangat untuk melangkah dan menghadapi tahun ini, kita pasti dapat hasil yang lebih baik.

Membangun semangat dan memulai dengan tindakan-tindakan kecil disertai dengan displin dan komitmen. Buat schedule, buat rencana dan target apa yang harus dicapai. Semua itu adalah langkah-langkah untuk mengawali tahun ini. Siapapun Anda dan apa pun profesi kita di luar sana, do your best. Sehingga ketika kita melewati tahun ini nantinya, tidak ada penyesalan-penyesalan yang terjadi dan berkata 'seandainya waktu dapat diputar kembali.' So, be wise and prepare from now! (Steven G.)